Pendahuluan

Latar Belakang
Desa Pancuran Gading merupakan sebuah desa eks-transmigrasi dengan plasma Sawit yang berada dalam wilayah kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar Propinsi Riau.
Saat ini pemerintah Desa Pancuran Gading menyadari pentingnya kolaborasi dalam pembangunan desa secara berkelanjutan yang didukung kontribusi berbagai pihak (stakeholders). Oleh karena itu, untuk membangun sinergi dalam pembangunan desa, maka diperlukan adanya penyusunan Rencana Induk atau Master Plan Pengembangan Desa Berbasis Potensi yang digunakan sebagai pedoman bagi seluruh stakeholder dalam kolaborasi membangun Desa Pancuran Gading.Saat ini pemerintah Desa Pancuran Gading menyadari pentingnya kolaborasi dalam pembangunan desa secara berkelanjutan yang didukung kontribusi berbagai pihak (stakeholders). Oleh karena itu, untuk membangun sinergi dalam pembangunan desa, maka diperlukan adanya penyusunan Rencana Induk atau Master Plan Pengembangan Desa Berbasis Potensi yang digunakan sebagai pedoman bagi seluruh stakeholder dalam kolaborasi membangun Desa Pancuran Gading.
Rencana Induk ini disusun dengan memperhatikan arah kebijakan, strategi, dan inisiatif dalam tata kelola pembangunan desa serta kapasitas dan kompetensi SDM untuk mencapai tujuan strategis sebagaimana ditetapkan dalam RPJM Desa.Rencana Induk ini disusun dengan memperhatikan arah kebijakan, strategi, dan inisiatif dalam tata kelola pembangunan desa serta kapasitas dan kompetensi SDM untuk mencapai tujuan strategis sebagaimana ditetapkan dalam RPJM Desa.
Untuk mengantisipasi pesatnya perkembangan dan mengadaptasi perubahan-perubahan pada sistem pemerintahan dan masyarakat, maka dokumen rencana induk ini harus bersifat dinamis (living document). Terkait hal tersebut maka review dokumen yang dilakukan secara periodik diperlukan untuk menjaga aktualitas dokumen Masterplan ini.Untuk mengantisipasi pesatnya perkembangan dan mengadaptasi perubahan-perubahan pada sistem pemerintahan dan masyarakat, maka dokumen rencana induk ini harus bersifat dinamis (living document). Terkait hal tersebut maka review dokumen yang dilakukan secara periodik diperlukan untuk menjaga aktualitas dokumen Masterplan ini.
Maksud dan Tujuan
Berikut adalah maksud dan tujuan dari dibuatnya dokumen Rencana Induk Pembangunan Desa Pancuran Gading berbasis Potensi Desa
A. Maksud
Maksud dari disusunnya rencana induk ini adalah sebagai berikut :
- Menentukan rencana strategis Pemerintah Desa terkait dengan Pengembangan potensi desa yang bersifat menyuluruh, terpadu serta terkoordinasi yang secara dinamis dan berkelanjutan.
- Sebagai arah kebijakan dan strategi yang merupakan pedoman umum dalam rangka menyusun perencanaan serta pelaksanaan yang berkaitan dengan pengembangan potensi desa agar lebih sistematis, terarah dan berkesinambungan guna mendukung tugas dan fungsi Pemerintah Desa Pancuran Gading ke arah efektifitas pelayanan publik.
B. Tujuan
Tujuan penyusunan dokumen rencana induk ini adalah sebagai berikut :
- Mendorong terwujudnya pengembangan Desa Pancuran Gading menjadi Desa Wisata Agroindustri Hijau yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel.
- Mewujudkan panduan arah pengembangan bagi kolaborasi dan kontribusi multi pihak dalam pengembangan potensi Desa Pancuran Gading.
Metode dan Pendekatan
Metode pendekatan merupakan bagian yang dijadikan kendali teknis dan operasional penyelesaian pekerjaan. Dalam pekerjaan penyusunan Masterplan Pengembangan Desa Pancuran Gading, secara teknis juga menggunakan model input – proses – output guna memperoleh “a time line performance” yang optimal dan bisa dipertanggungjawabkan. Untuk memperoleh input dengan menggunakan teknik identifikasi, inventarisasi, wawancara, FGD / focus group discussion, dan sejumlah survei serta pengumpulan data / informasi. Sedangkan pemenuhan proses dengan analisis model keruangan / spatial approach, super imposed, strategic planning / SWOT, participatory approach, dan analisis studi literatur lainnya. Agar dapat dihasilkan suatu output akhir berupa Program dan Skenario Masterplan Pengembangan Desa.
Dalam menentukan cara pelaksanaan teknis diperlukan sebuah kerangka pikir yang utuh/komprehensif yang dapat menyerap dan mengakomodasi berbagai kepentingan dan aturan yang ada sehingga kerangka pikir diperlukan guna mencapai maksud dan tujuan dari penugasan kegiatan perencanaan.
Pengumpulan Data
Metode pembahasan yang dilakukan dalam penulisan ini adalah Metode deskriptif kuantitatif, yaitu dengan mengadakan pengumpulan data. Pengumpulan data ini ditempuh melalui studi pustaka/studi literature dan observasi lapangan, untuk kemudian dianalisa dan dilakukan suatu pendekatan yang menjadi dasar penyusunan konsep program perencanaan dan perancangan. Tahap pengumpulan data yang dimaksud dilakukan melalui :
- Study Literatur
Yaitu dengan mempelajari literature baik dari buku-buku maupun browsing internet mengenai teori, konsep dan standar perencanaan dan perancangan Masterplan Pengembangan Desa Pancuran Gading. - Wawancara
wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. - Focus Group Discussion
Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat Diskusi terpusat (Focus Group Discussion), yaitu upaya menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok orang lewat diskusi untuk menghindari diri pemaknaan yang salah. Dengan beberapa orang mengkaji sebuah isu diharapkan akan diperoleh hasil pemaknaan yang lebih objektif. - Survei data instansional
Berupa pengumpulan data atau perekaman dari instansi-instansi. Hasilnya adalah uraian fakta dan informasi baik dalam bentuk data angka atau peta mengenai keadaan wilayah perencanaan. - Observasi
Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orangorang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.
Dalam tahapan ini dilakukan survey / pengumpulan data / informasi yang dibutuhkan sebagai masukan bagi tahapan evaluasi dan analisis. Secara umum data / informasi yang akan dikumpulkan terdiri dari data yang bersifat regional (makro) dan data lokal (mikro). Data-data tersebut meliputi :
- Data Regional (Makro)
yakni data-data dengan unit Kecamatan Tapung, meliputi : Kebijaksanaan yang terkait dengan wilayah perencanaan, baik menyangkut kebijaksanaan tata ruang maupun kebijaksanaan sektoral. Termasuk didalamnya adalah RTRW Propinsi Riau, dan RDTRK Kecamatan Tapung.
- Kondisi sosial-kependudukan, meliputi jumlah dan perkembangan penduduk, struktur penduduk, serta aspek sosial budaya.
- Kondisi ekonomi, meliputi struktur dan perkembangan ekonomi kota secara sektoral, produksi tiap sektor kegiatan ekonomi, struktur ketenagakerjaan, pola aliran barang dan jasa dalam proses koleksi dan distribusi, serta perkembangan investasi.
- Kondisi fisik dasar dan potensi sumberdaya alam, meliputi topografi dan kemiringan tanah, geologi, hidrologi, vegetasi, klimatologi, potensi sumber daya alam.
- Kondisi fisik binaan, meliputi penggunaan lahan sarana / fasilitas perkotaan dan prasarana utama.
- Data Lokal (Mikro)
Yakni data-data yang secara spesifik menyangkut Kawasan fungsional perdesaan di Kecamatan Tapung yang, meliputi :
- Kondisi sosial-kependudukan, meliputi jumlah dan perkembangan penduduk, struktur penduduk, serta aspek sosial budaya.
- Kondisi ekonomi, meliputi perkembangan ekonomi kota secara sektoral, produksi tiap sektor kegiatan ekonomi, struktur ketenagakerjaan, pola aliran barang dan jasa dalam proses koleksi dan distribusi, serta perkembangan investasi.
- Kondisi fisik dasar dan potensi sumberdaya alam, meliputi topografi dan kemiringan tanah, geologi, hidrologi, vegetasi, klimatologi, potensi sumberdaya alam (pertambangan).
- Kondisi penggunaan lahan, yang meliputi jenis penggunaan lahan perkotaan (perumahan, pemerintahan dan bangunan umum, industri, perdagangan dan jasa, pelayanan sosial, ruang terbuka hijau, serta penggunaan khusus)Kondisi penggunaan lahan, yang meliputi jenis penggunaan lahan perkotaan (perumahan, pemerintahan dan bangunan umum, industri, perdagangan dan jasa, pelayanan sosial, ruang terbuka hijau, serta penggunaan khusus).
- Kondisi keuangan daerah serta kemampuan kelembagaan untuk mendukung pengelolaan pembangunan DesaKondisi keuangan daerah serta kemampuan kelembagaan untuk mendukung pengelolaan pembangunan Desa.
Analisa Data
Analisis Makro
Analisis ini diarahkan untuk meninjau peran dan fungsi Desa Pancuran Gading dalam konstelasi wilayah yang lebih luas di Kabupaten Kampar. Analisis Makro pengembangan desa ini meliputi :
- Analisis kemampuan tumbuh dan berkembang desa, yang didasarkan pada fungsinya sebagai sebuah desa serta potensi wilayah yang dapat dikembangkan sebagai Kawasan perdesaan untuk mewadahinya.
- Analisis kedudukan dan fungsi desa dalam konstelasi wilayah belakangnya, serta dalam sistem kota kecamatan di wilayah Kabupaten Kampar.Analisis kedudukan dan fungsi desa dalam konstelasi wilayah belakangnya, serta dalam sistem kota kecamatan di wilayah Kabupaten Kampar.
- Analisis pengaruh kebijaksanaan sektoral dan regional terhadap perkembangan sektor-sektor kegiatan dalam desa serta pengembangan fisik desa.Analisis pengaruh kebijaksanaan sektoral dan regional terhadap perkembangan sektor-sektor kegiatan dalam desa serta pengembangan fisik desa.
Analisis Gap
Secara umum analisis Gap dapat diartikan sebagai mengindentifikasi kesenjangan antara keadaan saat ini (“as is”) dan keadaan pada masa akan datang (“to be” atau “future state”). Analisa kesenjangan yang digunakan terhadap potret kesiapan Desa Pancuran Gading sebagai Kawasan plasma sawit eks-transmigrasi adalah analisis SWOT (strength, weakness, Opportunity, & Threat). Analisis SWOT digunakan untuk melihat secara lebih tajam dan teliti akan kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan pada desa Pancuran Gading.
Proses ini melibatkan pemangku kepentingan masing–masing sektor dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Analisis SWOT
SWOT adalah singkatan Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan) yang merupakan lingkungan internal serta Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman) yang merupakan lingkungan eksternal. Rangkuti (2006) menulis bahwa analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan Strengths dan Opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan Weaknesses dan Threats.
Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi relasi-relasi sumberdaya dengan sumberdaya yang lain. Jadi kekuatan dan kelemahan sumberdaya tersebut perlu ditegaskan sejak awal. Agak berbeda dengan studi kelayakan, analisis sumberdaya sudah harus menghasilkan sintesis yang akan dijadikan basis proyek. Oleh sebab itu semua pihak, khususnya masyarakat lokal, perlu mengetahui apa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh kawasan dan objek yang ada dalam masterplan tersebut.
Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
Sistematika Penyusunan
Sistematika Penyusunan Dokumen Masterplan Pengembangan Desa Wisata Agroindustri Hijau adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Berisi latar belakang dan tujuan pembuatanmasterplan termasuk ruang lingkup dan wilayah sasaran.
Bab II Gambaran Umum Desa
Berisi tentang Ruang Lingkup penelitian, metode yang digunakan dalam pemetaan dan Analisa data, Teknik Analisa dan sumber data.
Bab III Peta Potensi dan Masalah
Berisi tentang kondisi desa dan kecenderungan perkembangan dalam kurun waktu tertentu, baik kondisi infrastruktur, ekonomi, social budaya regulasi dan kebijakan serta program yang terkait dengan pengembangan potensi Desa Pancuran Gading.
Bab IV Konsep Pengembangan
Berisi tentang desain konsep pengembangan desa, termasuk pengembangan potensi unggulan, kawasan dan sistem prasarana yang merupakan acuan dalam pengembangan desa.
Bab V Skenario Pengembangan Desa
Menjelaskan tentang detail rencana dan tahapan pengembangan Desa Wisata Agroindustri Hijau Pancuran Gading.
Bab VI Kesimpulan dan Saran
Berisi ikhtisar rencana pengembangan sebagai kesimpulan dan poin saran bagi pelaksana rencana induk ini.
Bab VII Penutup
Penutup dokumen rencana induk ini.
Kirim Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin